Yang Penting 20, Walaupun Tidak Mengerjakannya - Kakek Blogger
iklan banner

Selasa, 29 Mei 2018

Yang Penting 20, Walaupun Tidak Mengerjakannya

Apalagi berharap dapat tawaran wanita cantik, yang katanya Bidadari surga. Sungguh sangat mesum otakku bila aku yang masih sangat bangsat ini memiliki niat demikian. Namun kembali lagi, aku hanya Manusia Biasa yang tak lepas dari khilaf seperti lirik lagu Radja yang rilis tahun 2014 silam.
Sholat Berjamah | Dok. Sikonyol.com
Bisa aku pastikan bahwa, aku adalah satu dari sekian jomblo dan teman-teman seiman merasa Gegana, Gelisah Galau Merana seperti lirik lagu Cita Citata berjudul Goyang Dumang. Gegana disini bukan karena ditolak lamaran dan bukan juga karena gak ada uang beli baju lebaran. Akan tetapi gegana disini karena kondisi menjelang ramadhan di Aceh masih berkutik pada perdebatan jumlah rakaat taraweh. 

18 komentar

  1. In syaa Allah tujuan hamba Allah beribadah dengan gigih (menjalankan perintahNya dan menjauhi larangan) adalah semata-mata berharap syurga Allah.

    Karena sebelum ke syurga, ada jalan panjang yang harus kita lewati.
    Tidak hanya di dunia saja, bahkan sejak detik pertama kita mengalami kehidupan di alamn kubur.


    Jadi,
    bolehlah sebagai hamba Allah kita mengharapkan akhir yang baik atas segala yang telah kita lakukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sholatnya pilih mana, atau kekeh dengan yang mana?

      Hapus
  2. Klu di Kampung saya ada dua versi..
    Yg 23 rakaat biasanya di mesjid raya dan surau.
    Itu orang orang lama atau NU

    Klu yg 8 rakaat itu di mushola dan orang muhammadyah

    BalasHapus
  3. Kalau masalah aturan agama tinggal merujuk kitab atau ulama yang sahih kali ya. Saya juga ngga paham tapi biasanya aturan agama sudah pakem dan baku

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, dalam berbagai sumber disebutkan, Rasul itu Sholat tak lebih dari 11 rakaat (Hadist Aisyah), 20 pernah di kerjakan (Sahabat), dan Juga 36. yg namun srmua benar. Bukan saling menyalahkan.

      Hapus
  4. Ibadah itu yang penting niatnya dan semoga istiqomah. Mau gimana, kok beda, udah gak usah salah2 hin karena ya itu ada dalil dan paham sendiri yg dipakai

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepakat!!
      Yg salah itu bagi yg tdk mengerjakannya.

      Hapus
  5. Padahal haditsnya ada yg dari Aisyah 11 rakaat, sedangkan dari sahabat dan istri yg lain ada yang lebih dari 11. Tapi kesemuanya yg ditekankan justru lebih kepada tumaninahnya salat, termasuk bacaan Al Quran nya dalam surat2 yang dibaca. Hmm sedih ya kalau sampai jadi masalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah selang pendapat. Tapi sebenarnya itu adalah Rahmad Allah biar kita saling menghargai pendapat yg berbeda.

      Hapus
  6. Lebih nyaman yang 20 + 3. Karena dari kecil begitu. Tapi kalau pakai cara Muhammadiyah juga boleh. Yang penting mantap dengan imamnya. Sepehamanku sih keduanya boleh. Hanya karena kebiasaan lalu yang lain tidak benar.
    Tapi kelompok yang tenggang rasa tinggi juga dianggap aneh dan bukan golongan keduanya. Hahahaha... begitulah manusia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Inti permasalahannya hanya tertumpu pada kebiasaan ya mbak?

      Hapus
  7. Wah, aku nggak paham beginian, tapi kujadikan ilmu baru saja untukku. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmmm...
      Semoga ilmu putih ya mbak, bukan versi hitam nya.
      Hehehe

      Hapus
  8. Ya Allah judulnya bikin ketawa. Hahaha. Yang penting debat ya dan kekeh-kekehan meski enggak mengerjakannya. Duh... Ketawa sedih deh jadinya.
    Iya, taklid buta emang gak boleh. Seharusnya dipelajari juga dalil-dalil yg lain, enggak langsung ngekor senior.
    Btw ya dari dulu gitu sih, yg 11 rakaat biasanya Muhammadiyah, yg 23 rakaat biasanya NU.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebanarnya gak hanya Muhammadiyah lo yg 8, kelompok Sunni dan Salafi juga 8.

      Hapus
  9. Saya ikut mesjid tempat saya shalat saja. 11 atau 23 Insya Allah tidak masalah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, kalau msyarakatnya muslimnya damai.

      Hapus


EmoticonEmoticon